MADRASAHDIGITAL.CO- Zahro Rokhmawati, Dosen Prodi Linguistik Indonesia, UPN Veteran Jawa Timur.
Malang, 23 Juli 2024 – Dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional, komunitas Saung Kanak Malang menggelar Bincang Asyik (Bisik) dengan tema “Menyulap Riset Menjadi Cerita Seru” secara daring. Acara ini berlangsung pada tanggal 23 Juli 2024 dan merupakan acara perdana yang digelar oleh Saung Kanak.
Menghadirkan Eugenia Rahma atau yang sering disapa Kak Rara merupakan seorang penulis cerita anak nasional sebagai narasumber. Kak Rara yang dikenal lewat karyanya “Monster Plastik”, berbagi trik-trik dalam mengubah riset menjadi cerita seru.
Acara diawali dengan read aloud oleh penulis cerita Anak asal Malang yang masih duduk di bangku SMP yakni Kak Meutia. Kak Meutia membacakan nyaring buku cerita anak karya narasumber yang berjudul “Monster Plastik”. Kemudian, Kak Siwa, penutur bahasa Indonesia yang berasal dari Bangkok, Thailand, melanjutkan sesi read aloud dengan membawakan cerita yang menginspirasi.
Webinar yang berlangsung selama dua jam ini dihadiri berbagai kalangan, mulai dari penulis, guru, orang tua, hingga pegiat literasi. Riska Amaliah yang merupakan founder dari komunitas Saung Kanak membuka acara dengan memberi pemantik tentang Saung Kanak yang merupakan komunitas yang bergerak di bidang literasi anak. Komunitas Kruni yang diwakili oleh Ameenah dari Thailand juga memberikan sambutannya, memperkuat semangat kolaborasi lintas negara dalam meningkatkan literasi anak.
Pada acara inti, Kak Rara sebagai narasumber memulai pemaparannya dengan menggarisbawahi pentingnya proses riset dalam penulisan cerita anak. Ia kemudian memperkenalkan tiga trik utama yang ia gunakan dalam menyulap riset menjadi cerita yang seru dan memikat, sebagaimana ia praktikkan dalam bukunya “Monster Plastik”. Ketiga trik tersebut adalah: memahami, meramu, dan menulis.
1. Memahami: Trik pertama yang diungkapkan Kak Rara adalah memahami. Memahami di sini bisa dilakukan dengan diskusi langsung dengan ahli yang berkaitan dengan pengetahuan akan cerita yang hendak ditulis. Kedua, mencari referensi lebih untuk memperkaya wawasan. Ketiga, lanjut menentukan tema. Tema di sini adalah hal penting apa yang paling menarik perhatianmu, namun penting juga bagi pembacamu? Dalam proses ini, Kak Rara mengalokasikan waktu sekitar dua bulan untuk benar-benar mendalami materi yang akan dijadikan cerita.
2. Meramu: Trik kedua adalah meramu informasi yang sudah dipahami menjadi cerita yang seru. Kak Rara berbagi tips tentang pentingnya berdiskusi dengan sesama penulis, berburu buku untuk mencari inspirasi, dan terus membaca untuk mengumpulkan ide.
Setelah berdiskusi dengan penulis, cari referensi, dan banyak membaca, Kak Rara akan berhenti sejenak dan akan menggunakan rumus “ordinary ditambah extra attention akan menjadi extraordinary”, di mana cerita yang tampak biasa dapat menjadi luar biasa dengan perhatian ekstra terhadap detail dan penyampaian. “Meramu cerita bukan hanya tentang menyusun fakta, tetapi juga tentang bagaimana membuatnya hidup dan menarik bagi pembaca muda,” ujarnya.
3. Menulis: Trik ketiga adalah menulis. Kak Rara menjelaskan bahwa menulis cerita anak memerlukan kreativitas dalam memilih setting, sudut pandang, dan gaya penulisan. Ia memberikan contoh dari bukunya “Monster Plastik”, di mana ia menggunakan sudut pandang plastik untuk memberikan perspektif unik kepada pembaca. Selain itu, cerita berima dan kolaborasi dengan ilustrator, Hutami, juga menjadi elemen penting yang memperkaya narasi dan visualisasi cerita. Proses menulis ini biasanya dilakukan dalam waktu tiga hari setelah semua persiapan dan perancangan cerita selesai.
Setelah pemaparan trik-trik tersebut, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang interaktif. Para peserta dengan antusias mengajukan berbagai pertanyaan, mulai dari teknik penulisan hingga cara mencari inspirasi dan menghadapi tantangan dalam menulis cerita anak. Kak Rara dengan sabar menjawab setiap pertanyaan dan memberikan motivasi kepada para peserta untuk terus berkarya.
Dengan terselenggaranya webinar “Menyulap Riset Menjadi Cerita Seru”, komunitas Saung Kanak Malang dan Kruni dari Thailand menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan literasi dan kreativitas di kalangan anak-anak Indonesia dan Thailand. Acara ini tidak hanya memberikan wawasan baru bagi para peserta, tetapi juga membangkitkan semangat untuk terus berkarya demi masa depan literasi anak yang lebih cerah.