MADRASAHDIGITAL.CO Yogyakarta, 25 September 2024 – Dalam rangka menyongsong Pilkada, Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) mengadakan acara “Rembuk Pilkada Series 1” di Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cik Ditiro, Yogyakarta, pada Rabu (24/09/2024). Acara ini mengangkat tema “Menghalau Money Politics, Hoax, dan Polarisasi,” dengan menghadirkan narasumber terkemuka seperti Dr. Busyro Muqoddas M.Hum (Keynote Speaker), Khaira Arjunadi (Perwakilan Kapolda DIY), Ahmad Norma Permata (Akademisi), dan Iwan Setiawan (Perwakilan PWM DIY).
Dalam sambutannya, M. Taufiq Firdaus, Ketua Umum DPD IMM DIY, menekankan bahwa IMM tidak boleh apatis terhadap politik. Ia menyatakan, “IMM bukan kalangan yang apatis dan tidak terlibat terhadap politik secara praktis; jangan sampai kita ikut terjebak sebagai pelaku praktik money politics.” Ia juga menambahkan, “Vaksinasi paling sempurna adalah perlawanan dari anak muda dalam hal ini IMM sebagai penghalau money politik, hoax, dan polarisasi.”
Dr. Busyro Muqoddas M.Hum dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah memberikan apresiasi atas pelaksanaan rembuk ini. Ia mengungkapkan, “Indonesia sedang membutuhkan kebangkitan kembali dari generasi muda. Tanpa demokrasi, tidak usah bicara korupsi. Tidak mungkin memberantas korupsi tanpa demokrasi yang sehat.”
Acara tersebut dipandu oleh Immawan M.Hafizh Renaldi dan melibatkan tiga pemateri. Kharia Junaedi, narasumber pertama, memaparkan pengertian hoax dan ciri-cirinya. Ia berkomentar, “Berangkat dari evaluasi 2019, kita perlu belajar untuk pemilu 2024 yang lebih baik dari berbagai sektor.” Ia juga menjamin netralitas kepolisian dalam pilkada mendatang, terutama di provinsi DIY.
Ahmad Norma Permata, sebagai narasumber kedua, menjelaskan bahwa politik adalah aturan yang dibuat oleh para pelaku. “Diskursus money politics sudah merambah ke semua sektor. Hampir setiap politisi menggunakannya, kecuali yang tidak serius,” ujarnya. Ia menekankan pentingnya forum cek uji fakta dan menjadi saksi atas pelanggaran money politics.
Iwan Setiawan, pemateri ketiga, menegaskan perlunya keterlibatan aktif generasi muda Muhammadiyah. “Menjadi angkatan muda Muhammadiyah tidak apatis dan berperan aktif dalam politik atas nilai-nilai yang luhur,” ungkapnya, mengajak peserta untuk mengawal demokrasi dengan baik dan bijaksana.