MADRASAHDIGITAL.CO- Pulau Pari, Kepulauan Seribu – Mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) yang tergabung dalam kelompok 4 Foursearis telah sukses melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pulau Pari selama 14 hari.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan 4, Bapak Amirullah, S.Pd., M.A., serta Kaprodi Pendidikan Ekonomi, Ibu Dr. Onny Fitriana Sitorus, M.Pd. Acara pembukaan ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh masyarakat setempat, seperti Bapak RW, Sekretaris Pokdarwis, dan Bapak Rausin sebagai tokoh masyarakat.
Kegiatan dari kelompok 4 Foursearis difokuskan pada penerapan sistem pembayaran digital QRIS untuk mendukung perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah tersebut.
Kelompok ini terdiri dari Muhammad Ilham Fadhlurrahman, Ridho Arifiansyah, Firman Ihsan Herditya, Ammar Firmansyah, Rina Aliyah Ningsih, Nadila Oktaviani, Tata Oktaviani Wiriastuti, Cut Buleun, dan Bela Hemalia Putri. Mereka berkolaborasi dengan para pelaku usaha lokal dalam upaya memperkenalkan dan mengimplementasikan QRIS sebagai solusi pembayaran digital yang lebih praktis dan efisien.
***
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa melakukan berbagai kegiatan sosialisasi dan pelatihan kepada pemilik usaha di Pulau Pari. Selain itu, mereka juga turut berperan dalam kegiatan sosial dengan mengajar mengaji bagi anak-anak setempat serta membersihkan masjid dan mushola di Pulau Pari.
Mereka memberikan pemahaman tentang manfaat penggunaan QRIS dalam transaksi sehari-hari, cara pendaftaran, serta praktik penggunaannya. Tak hanya itu, mahasiswa juga membantu UMKM dalam proses registrasi agar mereka bisa langsung menggunakan sistem pembayaran digital tersebut.
Menurut Muhammad Ilham Fadhlurrahman, selaku perwakilan kelompok, program ini bertujuan untuk meningkatkan literasi digital dan ekonomi masyarakat setempat. “Kami berharap dengan adanya QRIS, UMKM di Pulau Pari dapat berkembang lebih baik dan menjangkau pasar yang lebih luas, termasuk wisatawan yang lebih nyaman bertransaksi secara cashless,” ujarnya.
Namun, dalam implementasinya, terdapat beberapa tantangan dan hambatan yang dihadapi. Salah satunya adalah belum adanya ATM di Pulau Pari, sehingga masyarakat masih kesulitan dalam melakukan transaksi tunai untuk pengisian saldo digital. Selain itu, banyak UMKM yang belum sepenuhnya siap mengadopsi QRIS karena masih terbiasa dengan transaksi tunai dan belum memiliki perangkat pendukung seperti ponsel pintar yang memadai.
Selain itu, mahasiswa juga menemukan beberapa hambatan teknis di lapangan, terutama dalam proses pendaftaran QRIS. Beberapa kasus kegagalan pendaftaran terjadi pada saat verifikasi, seperti kesalahan dalam pencantuman nama toko atau foto dari toko atau produknya yang tidak sesuai dengan persyaratan. Hal ini mengakibatkan proses pendaftaran menjadi lebih lama dari yang diharapkan.
***
Dosen pendamping lapangan, Dr. Camelia Safitri, M.Pd., dalam keterangannya, mengapresiasi usaha para mahasiswa dalam mendukung digitalisasi UMKM di Pulau Pari. “Kegiatan ini sangat relevan dengan perkembangan ekonomi digital saat ini. Harapannya, mahasiswa tidak hanya mengamalkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” katanya.
Salah satu pemilik usaha yang berhasil mengimplementasikan QRIS, Bang Agay, mengungkapkan, “Saya sangat berterima kasih kepada mahasiswa yang telah membantu saya dalam membuat QRIS. Sekarang, saya tidak perlu khawatir lagi jika pelanggan tidak membawa uang tunai, karena mereka bisa membayar dengan lebih mudah dan praktis.”
Dengan selesainya program KKN ini, mahasiswa berharap inisiatif QRIS dapat terus dimanfaatkan oleh pelaku usaha di Pulau Pari dan menjadi langkah awal dalam meningkatkan daya saing UMKM di era digital. Kegiatan ini juga menunjukkan peran aktif mahasiswa dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dengan memanfaatkan teknologi yang semakin berkembang.
Reporter: Fahmil
Red: Ramadhanur