MADRASAHDIGITAL.CO, Oleh: Wardah Samiah (Ketua Umum PK IMM FKIP UHAMKA Periode 2021/2022 & Penerima beasiswa Online Scholarship Competition)
Kegiatan School Tour by IMMawati yang menjadi gerakan positif atas inisiatif alumni DIKSUSWATI Nasional PC IMM Jakarta Timur. Hal ini merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan secara berkelompok dengan variasi kelompok yang terdiri atas 2-3 orang. Berlangsung pada Jumat, 4 Maret 2022 via Zoom Meeting.
Tujuan dalam kegiatan ini yaitu memberikan pemahaman terkait kesehatan reproduksi sekolah Muhammadiyah. Hal ini dialami oleh kelompok 1 yang terdiri atas Tasya Damayanti, Ajeng Sri Mulyani (sebagai Pemateri) dan Wardah Samiah (Moderator).
Mengangkat tema “Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja,” adapun peserta kegiatan ini berasal dari siswa SMP Muhammadiyah 5 Jakarta yang berada pada jenjang tingkatan kelas 7 dan 8.
Kemudian disampaikan juga terkait perbedaan Organ reproduksi perempuan dan laki-laki, baik secara fungsi dan bentuk. Organ reproduksi yang dimiliki remaja saat ini merupakan pemberian Allah SWT, yang sukar untuk diubah.
Seperti perempuan yang memiliki vagina dan laki-laki memiliki penis. Selanjutnya, Islam sangat menganjurkan kepada para pengikutnya untuk senantiasa menjaga kebersihan, baik kesehatan jasmani, maupun kesehatan rohani.
Antusias dari para peserta kegiatan IMMawati Goes to School kali ini cukup baik, banyak dari siswa/i yang bertanya perihal kesehatan reproduksi remaja. Beberapa pertanyaan yang diajukan pada sesi ini antara lain “Sex education itu penting tidak ? Lalu mengapa sepenting itu ?”
Pertanyaan tersebut dijawab oleh pemateri, benang merah dari jawaban tersebut adalah “Tentu saja Sex Education menjadi sesuatu yang sangat penting, selain dapat memberikan pemahaman yang lebih bagi kita terkait alat reproduksi kita, perubahan-perubahan fisik yang akan terjadi kepada kita dan berbagai hal yang boleh dan kurang berkenaan kita lakukan ketika sudah memasuki usia baligh. Jadi temen-temen jangan terlalu tabu ya terkait Sex Education ini.”
Ternyata, masih kurangnya pemahaman mereka akan hal kesehatan reproduksi di kalangan remaja, bahkan masih ada yang menganggap hal atau kajian ini sebagai hal yang tabu atau dianggap sebagai sesuatu yang tidak perlu mereka ketahui.
Padahal, kajian mengenai kesehatan reproduksi ini perlu diberikan semenjak anak masih berusia balita.
Di akhir kegiatan, Ajeng sebagai pemateri pertama memberikan pesan kepada para peserta untuk senantiasa aktif mencari informasi terkait isu kesehatan reproduksi, dan diharapkan untuk tidak menganggap kajian ini sebagai hal yang tabu.
Maka dari itu, orang tua, tenaga pendidik, sekolah, organisasi, ataupun instansi terkait perlu lebih gencar dalam memberikan pemahaman mengenai isu-isu seperti ini.
Dengan diadakannya kegiatan ini, diharapkan kesadaran para remaja dalam memahami hal-hal yang dianggap sebagai sesuatu yang tabu kedepannya memiliki kesadaran secara penuh untuk segera mencari tahu, agar bisa saling bersinergi dalam melakukan kebaikan. Khususnya dalam memahami isu kesehatan reproduksi remaja, juga pendidikan seks lainnya.
Redaktur: Annisya Kurniasih