MADRASAHDIGITAL.CO., WARSAWA — Tahun ini merupakan waktu yang sulit bagi Fredzia, seekor gajah betina muda Afrika di Kebun Binatang Warsawa di ibu kota Polandia.
Pada bulan Maret, kebun binatang Warsawa masih memiliki empat gajah. Namun, seekor gajah betina terbesar dan tertua dari kawanannya bernama Erna mati.
Kematian Erna membuat Fredzia berduka, hal itu membuatnya stress. Penjaga kebun binatang melihat perubahan dalam perilaku Frezia, dia mencoba memahami hidup tanpa Erna.
“Fredzia bersikap aneh ketika dia melihat tubuh Erna. Dia gembira sekali,” kata Dr Agnieszka Czujkowska, kepala Departemen Rehabilitasi Hewan kebun binatang, seperti dilansir BBC News, Selasa (25/8). “Tapi Anda bisa melihat bahwa sebenarnya dia berduka dan depresi.”
Sejak itu, penjaga kebun binatang mengatakan Fredzia menunjukkan tanda-tanda stres, saat dia berjuang untuk menjalin hubungan baru dengan gajah lainnya, Buba. Hal tersebut membutuhkan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun untuk mengatasi kehilangan teman dan memulihkan rasa harmoni dalam kawanannya.
“Ini adalah sebuah perubahan di setiap kelompok gajah. Gajah mungkin memiliki masalah perilaku ketika struktur kelompok berubah,” kata Dr Czujkowska.
Pada saat Fredzia stres karena kekacauan emosional ini, memberi Kebun Binatang Warsawa kesempatan untuk menguji eksperimen pengobatan baru. Dr Czujkowska dan timnya telah meluncurkan sebuah proyek untuk memeriksa apakah ekstrak minyak ganja akan mengurangi kecemasan pada hewan di kebun binatang.
Cannabidiol, dikenal sebagai minyak CBD, berasal dari senyawa tanaman ganja. Minyak ini diduga merangsang produksi serotonin dan dopamin, bahan kimia pembawa pesan di otak, yang dapat membantu mengurangi depresi.
Gajah di kebun binatang akan menjadi hewan pertama yang diberi minyak CBD, karena mereka rentan stres dan relatif mudah dipantau. Karena perilakunya baru-baru ini, Fredzia dianggap sebagai kandidat yang ideal untuk penelitian ini.
“Saat Erna meninggal, segalanya berubah. Saya rasa Fredzia tidak siap untuk perubahan sebesar itu,” kata Dr Czujkowska.
“Fredzia selalu memikirkan tentang apa yang Buba lakukan sekarang, sebelumnya dia lebih tenang.”
Uji coba tahap pertama telah selesai. Peneliti melibatkan pengumpulan sampel kotoran, air liur dan darah dari gajah untuk memantau kadar kortisol mereka. Kortisol adalah hormon yang diproduksi di tubuh manusia dan hewan dalam situasi stres.
“Kami berencana memberi mereka (gajah) CBD dan mengukur kortisol lagi dieksperimennya. Kemudian kami tahu pasti (minyaknya) bekerja atau tidak,” kata Dr Czujkowska.
Minyak CBD akan diberikan langsung ke mulut gajah atau dicampur dengan makanannya. Kesehatan mereka akan diperiksa secara rutin melalui tes darah. Meski berasal dari ganja, minyaknya tidak menimbulkan rasa intoksikasi. Itu karena minyaknya tidak mengandung THC, komponen psikoaktif dari ganja. Dr Czujkowska tidak mengharapkan efek samping yang serius.
“Minyak ini tidak terlalu kuat. Satu-satunya efek samping ini adalah beberapa perubahan perilaku,” kata Dr Czujkowska. “Kami harus mengatur hal ini untuk mencapai hasil yang kami inginkan.”
Dr Czujkowska mengatakan bahwa, sepengetahuannya proyek tersebut adalah yang pertama dari jenisnya untuk memantau kadar kortisol gajah sebelum dan setelah mereka mengonsumsi minyak CBD.
Produk CBD yang dirancang untuk dikonsumsi manusia telah ada di pasaran selama bertahun-tahun di beberapa negara. Produk ini digunakan oleh beberapa orang untuk mengobati kondisi nyeri atau insomnia. Namun, para pembuat kebijakan mengkhawatirkan masalah keamanannya.
Studi produk CBD sedang berlangsung dan tahun lalu, dua obat berbasis ganja, yang digunakan untuk mengobati epilepsi dan multiple sclerosis, telah disetujui untuk digunakan oleh tenaga kesehatan di Inggris.
Ada juga penelitian tentang efek perilaku dan medis minyak CBD pada kuda, anjing, dan hewan lainnya. Peneliti dari Tarleton State University di Texas misalnya sedang menilai bagaimana dosis CBD mempengaruhi perilaku kuda dalam menanggapi rasa sakit atau kecemasan. Hasil kajian itu diharapkan bisa dipublikasikan tahun depan.
Hasil studi Kebun Binatang Warsawa akan rampung setidaknya dalam waktu dua tahun, kata Dr Czujkowska. Jika eksperimen berhasil, Kebun Binatang Warsawa berencana untuk memperluas proyek dan memberi minyak ganja pada hewan stres lainnya, termasuk badak dan beruang. Sementara itu, gajah akan menjadi kelinci percobaan pertama. Pada tahun 2020, stres ada di mana-mana, kata Dr Czujkowska.
“Tapi Fredzia sendirian dan dia membutuhkan (bantuan) untuk mengelola stressnya.”
Sumber: Joshua Nevett. (2020). Elephant at Warsawa Zoo to test cannabis-extract oil. Polandia: BBC News. https://www.bbc.com/news/world-europe-53907689