MADRASAHDIGITAL.CO- Dua Mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta mewakili di Forum Muhammadiyah Youth Interfaith Leadership Program (MY-ILP) 2025, Di Balai Pengembangan Mutu Pendidikan Bali. Rabu – Jum’at, 14-16 Januari 2025.
Dilansir dari MUHAMMADIYAH.OR.ID kegiatan tersebut bertujuan sebagai wujud perluasan dari varian Kristen Muhammadiyah (Krismuha) untuk memberikan pelatihan kepemimpinan dan penanaman nilai-nilai muhammadiyah,kebangsaan dan kemanusiaan kepada mahasiswa non muslim yang terdiri dari Kristen, Katolik, Hindu dan Budha, agar mereka dapat berperan secara sukarela menjadi katalisator, ambassador, di lingkungannya masing-masing melalui berbagai platform media mainstream atau media sosial dan cara lainnya.
****
Mahasiswa tersebut merupakan Theresia Wilmince Nahak mahasiswa S1 Administrasi Publik (AP) angkatan 2021 dan Ivonea Renha Dos Santos Soares mahasiswa Ilmu Komunikasi (IlKom) angkatan 2023. Kedua mahasiswa tersebut menjadi perwakilan Unisa Yogyakarta beragama Kristen di forum MY-ILP 2025.
There bercerita pengalamannya selama kegiatan MY-ILP 2025 sangat berkesan dan bersyukur muhammadiyah mengadakan kegiatan lintas iman yang tentu banyak menghadirkan pro kontra juga mengenai kultural Krismuha.
Lain daripada itu, ia merasa senang karena bertemu dengan pemateri-pemateri hebat lintas iman lainnya yang tentu tumbuh melalui gerakan Muhammadiyah yang inklusif.
“Saya bersyukur bertemu dengan teman-teman seiman yang mempunyai pengalaman baik lainnya di perguruan tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA),” kata There, Minggu (19/01/2025).
****
Ia menyadari hadirnya Muhammadiyah sebagai gerakan kemanusiaan yang lebih baik, dengan banyaknya PTMA yang sudah mencapai 10.000 lebih unit yang tersebar di seluruh Indonesia “Bahkan contoh lainnya seperti di Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mayoritasnya beragama non-Islam,”ungkapnya.
There juga menceritakan pengalaman dari teman-teman lainnya tidak pernah mendapat perlakuan rasis atau perlakuan kurang baik.
“Adanya agenda lintas iman ini, nantinya akan dibentuk lembaga lintas iman sebagai wadah untuk seluruh mahasiswa berkolaborasi dan menyelesaikan isu-isu kemanusiaan,” ungkapnya.
Ia merasa ada hal menarik lainnya setelah berdiskusi bersama teman-teman non-Islam di beberapa PTMA, mereka mengikuti kegiatan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan mereka menjabat sebagai Kabid dan Sekretaris IMM daerah.
****
“Itu yang buat saya kaget karena setahu saya di Jogja belum ada seperti itu, tapi di beberapa daerah seperti Universitas Muhammadiyah (UM) Palangkaraya dan UM Maluku Utara, mereka beragama non-Islam memiliki peran yang sama di IMM,”ungkap There sembari terkejut.
Di forum MY-ILP 2025 tersebut diikuti sebanyak 18 kampus dari seluruh Indonesia. There juga menyampaikan terdapat Wamen Dikdasmen, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMM, Dinas Pendidikan Bali, dan sederat tokoh agamawan yang hadir membersamai.
There juga mengaku sangat penting mengikuti organisasi mahasiswa dan forum-forum dialog “Sangat penting sekali karena dengan ini kita lebih terbuka cara pandangnya dan meningkatkan soft skill dan membangun relasi,” ungkapnya.
Ia mengaku berterima kasih terhadap UNISA Yogyakarta dapat mensupport dalam forum MY-ILP 2025. There berharap UNISA Yogyakarta terus memperkuat dan memfasilitasi semua kalangan tanpa melihat latar belakang agama, suku, daerah. “Saya berharap UNISA Yogyakarta memperkuat nilai Inklusifitasnya,” harap There.