Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (HIMA PBSI) FKIP UHAMKA menggelar Pembekalan Pengurus dengan tema “Jurnalistik dan Kebahasaan”, Jumat (1/3). Kegiatan yang digelar di Kampus FKIP UHAMKA, Jakarta, ini dihadiri sekitar 20 peserta yang merupakan pengurus inti HIMA PBSI.
Pembekalan pengurus ini diawali dengan pemaparan materi tentang “jurnalisme dan kebahasaan media massa” yang disampaikan oleh Ahmad Soleh, redaktur bahasa Harian Republika. Dalam penyampaiannya, dia menjelaskan, fungsi media massa adalah untuk menginformasikan atau mengabarkan, menghibur, mendidik, menghubungkan, dan transmisi kultural. “Selain itu, pers juga menjadi alat pengontrol sosial dan menciptakan kebersatuan,” ujarnya.
Media massa, menurut dia, saat ini kerap mengalami distorsi informasi. Di era digital ini, sangat rentan terjadi penyalahgunaan media massa untuk motif-motif tertentu. “Bahkan, informasi di beberapa media menjadi komoditas,” kata dia. Menurut dia, hal ini juga tidak lepas dari adanya fenomena post-truth dan hoaks.
“Era post-truth (pascakebenaran) membuat masyarakat memilih-milih informasi sesuai apa yang disukai. Kebenaran pun menjadi relatif, bergantung siapa dan dengan motif apa,” kata Soleh, Jumat (1/3).
Menguatnya distorsi informasi menyebabkan hoaks bermunculan dan dengan mudah dibagikan di berbagai akun media sosial dan grup-grup percakapan. Apalagi, di era digital ini perhatian publik hampir tersedot oleh aktivitas bermedia sosial. “Kemudahan mengakses informasi dan tipikal pembaca yang konsumtif menjadi sasaran empuk bagi penyebaran hoaks,” katanya.
Maka, kata dia, menjadi pembaca berita saat ini harus memiliki sikap skeptis atau tidak mudah percaya. “Dengan begitu, kita mesti mengecek dahulu informasi yang kita dapat, benar atau tidak. Jika meragukan tidak usah dibagikan, biarkan hoaks itu berhenti di smartphone kita,” katanya.
Dalam hal kebahasaan media massa, Soleh menyampaikan bahwa sejatinya bahasa merupakan senjata utama media massa. “Karena bahasa itu sendiri merupakan alat utama media massa dalam berkomunikasi,” ujarnya.
Bahasa juga, kata dia, memiliki peran penting dalam hal memastikan pesan dan informasi sampai kepada pembaca secara efektif. “Kaidah berbahasa yang baik dan benar penting untuk diterapkan agar pembaca bisa dengan mudah mencerna dan menangkap informasi. Tidak miss-understanding,” ungkapnya. (red).