MADRASAHDIGITAL.CO – Kondisi pandemi Covid-19 makin hari makin parah. Selain korban yang terus berjatuhan, para dokter dan tenaga medis pun sudah banyak yang tumbang.
Secara global angka terus menunjukkan peningkatan. Dari 216 negara yang terkonfirmasi positif sudah mencapai 17.660.523 dan angka meninggal dalam skala global yakni 680.894, per 2 Agustus 2020 (rilis WHO).
Sementara dalam skala nasional, per 12 September 2020, berdasarkan laporan covid19.go.id, kasus terkonfirmasi positif sudah mencapai 214.746 kasus, pasien sembuh sebanyak 152.458 orang, dan korban meninggal mencapai 8.650 kasus.
Selain itu, di Indonesia, sudah ratusan dokter dan tenaga medis yang juga jadi korban. Menurut laporan PB IDI yang disampaikan Adib Khumaidi, jumlah dokter meninggal akibat Covid-19 saat ini sudah mencapai 115 dokter (Okezone.com, Sabtu 12/9).
Dengan begitu, berdasarkan data PB IDI, selama dua bulan terakhir (Juni-Agustus 2020), satu dokter meninggal akibat Covid-19 per hari. DItambah lagi tenaga medis lainnya, seperti perawat. Ini menjadi kondisi yang amat memprihatinkan.
Mendapati kondisi semacam ini, Buya Ahmad Syafii Maarif memberikan alarm tanda bahaya kepada Presiden Jokowi. Dalam unggahannya di akun Instagram @buyasyafii, Ahad (13/9), Buya Syafii menuliskan:
“Yml. Presiden Republik Indonesia
Sebagai salah seorang yang tertua di negeri ini, batin saya menjerit dan goncang membaca berita kematian para dokter yang sudah berada pada angka 115 pagi ini plus tenaga medis yang juga wafat dalam jumlah besar pula.
Pak Presiden, mohon diperintahkan kepada Menteri Kesehatan dan jajarannya untuk berupaya semaksimal mungkin menolong nyawa para dokter ini. Jika begini terus, bangsa ini bisa oleh karena kematian para dokter saban hari dalam tugas kemanusiaannya di garis paling depan.
Terima kasih Pak Presiden.
Ahmad Syafii Maarif”
Tulisan singkat Buya Syafii Maarif tersebut pun banyak di-repost oleh netizen dan akun resmi lainnya, seperi Suara Muhammadiyah.