MADRASAHDIGITAL.CO, DEPOK – Ketua MUI Pusat, Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, MA., menegaskan bahwa apa yang dilakukan Israel terhadap Palestina merupakan kejahatan perang dan penjajahan yang nyata di abad modern. Hal ini ia sampaikan dalam pidato kemanusiaan bertema “Kejahatan Perang Israel dan Ketidakadilan Dunia terhadap Derita Palestina” dalam rangkaian kegiatan pengukuhan PRM, PRA, dan majelis di lingkungan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Bojongsari, Ahad (17/12).
Dalam pidatonya, Prof. Sudarnoto menceritakan kondisi Palestina dari informasi yang ia dapatkan. “Ada salah satu kawan wartawan yang meliput terkait kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina. Hingga kini kurang lebih 18.500 warga Palestina meninggal dunia. Dirinya,mendapatkan kiriman foto-foto kejahatan perang Israel, hampir setiap menit,” ungkapnya.
Atas kejahatan dan penindasan itu, menurut Prof. Noto, umat Islam harus membuka mata selebar-lebarnya. Sehingga, dengan terbukanya mata, kita bisa bersama-sama saling menyuarakan terkait hal tersebut untuk masyarakat dunia.
“Negara yang hingga kini belum merdeka di abad modern saat ini ialah Palestina. Maka dari itu, kita sebagai umat Islam harus bisa melakukan apa yang bisa kita perbuat untuk saudara-saudara kita di Palestina, mulai dari materil seperti sumbangan harta hingga non-materil seperti selalu panjatkan doa untuk kemerdekaan saudara-saudara kita di Palestina,” tambah Prof. Noto.
Kemudian, dia menambahkan bahwa dari penindasan yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina kita bisa mengambil hikmah bahwa semangat perjuangan harus terus berkobar. Apa pun yang bisa kita lakukan, hal tersebut harus kita lakukan secara konsisten.
“Coba bayangkan, anak-anak Palestina melempar tank-tank tentara Israel dengan batu. Apakah batu yang dilempar akan mampu mengadang tank tentara Israel? Tentu tidak. Malahan, banyak di antara mereka lehernya tewas tertembak di tangan tentara Israel. Tetapi, dari peristiwa itu kita bisa mendapatkan hikmah bahwa sekecil apapun yang bisa kita lakukan, perjuangan itu harus kita lakukan secara konsisten,” kata Prof. Noto.